Wongsonegoro (Surakarta, Jawa Tengah, 20 April 1897 – 1978) adalah Wakil Perdana Menteri Indonesia Kabinet Ali Sastroamidjojo I pada tahun 1953 hingga tahun 1955 dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 1951 hingga tahun 1952. Selain itu pada masa persiapan kemerdekaan Indonesia, ia juga bergabung dengan BPUPKI, mewakili Surakarta, bersama-sama dengan Wuryaningrat, Sosrodiningrat, dan Radjiman Wedyodiningrat (WIki pedia), Untuk lebih jelas biografi dan perjuangannya bisa dilihat dalam Modul III Sejarah Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Buku di keluarkan oleh Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, 2017
Archive for the ‘Agama’ category
Bupati Sragen 1939-1942: KRMT.Mr.Wongsonagoro Adalah Bapak Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
25 April 2018kisah AL HALLAJ Tasawuf
13 Januari 2010Martir pertama dalam tasawuf
Husain ibn Mansur al-Hallaj barangkali adalah syekh sufi abad ke-9 dan ke-10 yang paling terkenal. Ia terkenal karena berkata: “Akulah Kebenaran”, ucapan mana yang membuatnya dieksekusi secara brutal. Bagi para ulama ortodok, kematian ini dijustifikasi dengan alasan bid’ah, sebab Islam eksoteris tidak menerima pandangan bahwa seorang manusia bisa bersatu dengan Allah dan karena Kebenaran (Al-Haqq) adalah salah satu nama Allah, maka ini berarti bahwa al-Hallaj menyatakan ketuhanannya sendiri. Kaum sufi sejaman dengan al-Hallaj juga terkejut oleh pernyataannya, karena mereka yakin bahwa seorang sufi semestinya tidak boleh mengungkapkan segenap pengalaman batiniahnya kepada orang lain. Mereka berpandangan bahwa al-Hallaj tidak mampu menyembunyikan berbagai misteri atau rahasia Ilahi, dan eksekusi atas dirinya adalah akibat dari kemurkaan Allah lantaran ia telah mengungkapkan segenap kerahasiaan tersebut.
Meskipun al-Hallaj tidak punya banyak pendukung di kalangan kaum sufi sezamannya, hampir semua syekh sufi sesungguhnya memuji dirinya dan berbagai pelajaran yang diajarkannya. Aththar, dalam karyanya Tadzkirah al-Awliya, menyuguhkan kepada kita banyak legenda seputar al-Hallaj. Dalam komentarnya, ia menyatakan, “Saya heran bahwa kita bisa menerima semak belukar terbakar (yakni, mengacu pada percakapan Allah dengan nabi Musa as) yang menyatakan Aku adalah Allah, serta meyakini bahwa kata-kata itu adalah kata-kata Allah, tapi kita tidak bisa menerima ucapan al-Hallaj, ‘Akulah Kebenaran’, padahal itu kata-kata Allah sendiri!”. Di dalam syair epiknya, Matsnawi, Rumi mengatakan, “Kata-kata ‘Akulah Kebenaran’ adalah pancaran cahaya di bibir Manshur, sementara Akulah Tuhan yang berasal dari Fir’aun adalah kezaliman.”
Kehidupan Al-Hallaj
Al-Hallaj di lahirkan di kota Thur yang bercorak Arab di kawasan Baidhah, Iran tenggara, pada 866M. Berbeda dengan keyakinan umum, ia bukan orang Arab, melainkan keturunan Persia. Kakeknya adalah seorang penganut Zoroaster dan ayahnya memeluk islam. (lebih…)
MERESPON GLOBALISASI DENGAN PLURALISME AGAMA
13 Januari 2010Written by Hamid Fahmy Saturday, 20 August 2005
Seperti yang telah disampaikan dalam Pengantar ISLAMIA edisi 3 yang lalu bahwa paham pluralisme agama memiliki sekurang-kurangnya dua aliran yang berbeda tapi ujungnya sama yaitu: aliran kesatuan transenden agama-agama (transcendent unity of religion) dan teologi global (global theology). Yang pertama lebih merupakan protes terhadap arus globalisasi, sedangkan yang kedua adalah kepanjangan tangan dan bahkan pendukung gerakan globalisasi. Jika pada edisi lalu kajian lebih difokuskan pada aliran transcendent unity of religion, pada edisi keempat ini dikhususnya untuk mengkaji aliran yang oleh John Hick disebut teologi global atau yang oleh W.C.Smith dijuluki teologi dunia (world theology).
Pendekatan yang dipakai oleh aliran teologi global terhadap agama-agama lebih bersifat sosiologis, kultural dan ideologis. Bersifat sosiologis dan kultural karena agama-agama yang ada di dunia ini harus disesuaikan dengan kondisi sosial budaya masyarakat modern yang plural. Ideologis sebab ia telah menjadi bagian dari program gerakan globalisasi yang jelas-jelas memasarkan ideologi Barat. Akibatnya, menurut Malcom Walter globalisasi yang datang bersama dengan kapitalisme ini malah membawa kekuatan baru yang menghapus otoritas agama, politik, militer dan sumber kekutatan lainnya. Karena kenyataannya gerakan globalisasi ini telah membawa ideologi baru yan bertujuan agar semua menjadi terbuka dan bebas menerima ideologi dan nilai-nilai kebudayan Barat seperti seperti demokrasi, Hak Asasi Manusia, feminisme / gender, liberalisme dan sekularisme. (baca: Dr.Amir al-Roubaie Globalisasi dan Posisi Peradaban Islam) (lebih…)
Agama dan Konflik Sosial
10 Januari 2010Manusia adalah makhluk beragama. Begitu kata para ilmuwan. Tetapi mereka mempunyai batasan- batasan tersendiri mengenai definisi term tersebut. Menurut Hendropuspito, agama adalah suatu jenis system sosial yang dibuat oleh penganut- penganutnya yang berproses pada kekuatan- kekuatan non empiris yang dipercayainya dan didayagunakannya untuk mencapai keselamatan bagi mereka. Dalam kamus sosiologi pengertian agama ada 3 macam, yaitu (1) kepercayaan pada hal- hal yang spiritual; (2) Perangkat kepercayaan dan praktik – praktik spiritual yang dianggap sebagai tujuan tersendiri; dan (3) Ideologi mengenai hal- hal yang bersifat supranatural. Sementara itu, Thomas F. O’ Deo mengatakan bahwa agama adalah pendayagunaan sarana- sarana supra empiris untuk maksud- maksud non empiris atau supra empiris. (lebih…)
Eksekusi Amrozi CS, Dilihat dari aspek Seni dan Budaya
10 Januari 2010Resensi Psikologi Inovasi & Explorasi diri
9 Januari 2010SENI DAN AGAMA HUBUNGANNYA DENGAN TRIO BOM BALI
9 Januari 2010By Muh Salim
Eksekusi mati terhadap trio bom Bali, Amrozi, Ali Gufron alias Mukhlas, dan Imam Samudra memang telah terlaksana hari minggu tanggal 9 September 2008. Kejagung sebagai eksekutor memastikan ketiga otak peledakan bom Bali itu meninggal pukul 00.15 WIB. Pemberlakuan hukuman mati bagi Amrozi dan kawan-kawan, sesuai dengan aturan hukum yang diterapkan di Indonesia. (lebih…)
Komentar